Lompat ke isi

Antiokhia, Pisidia

Koordinat: 38°18′22″N 31°11′21″E / 38.30611°N 31.18917°E / 38.30611; 31.18917
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Agustus 2024 14.44 oleh Slayingmoon (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Antiokhia (Pisidia)
Ἀντιόχεια τῆς Πισιδίας
Antiócheia tís Pisidías
Antiochia Caesarea
Foto situs Antiokhia, Pisidia
Foto situs Antiokhia, Pisidia

Antiokhia di Pisidia (Bahasa Yunani Kuno: Ἀντιόχεια τῆς Πισιδίας Antiócheia tís Pisidías, Bahasa Latin: Antiochia Caesarea) adalah sebuah yang terletak di dekat Pegunungan Taurus, di persimpangan Laut Tengah, Laut Aegea dan daerah Anatolia Tengah. Pada periode Hellenistik dan Romawi, Antiokhia terletak di perbatasan Pisidia dan Frigia. Oleh sebab itu, Antiokhia di Pisidia juga dikenal sebagai Antiokhia di Frigia. Kota yang sekarang menjadi situs bersejarah ini terletak sekitar 1 km ke timur laut dari Yalvac, sebuah kota Turki modern yang termasuk ke dalam Provinsi Isparta. Antiokhia terletak di sebuah bukit dengan titik tertinggi 1.236 m di utara.

Antiokhia dibatasi Sungai Anthius yang mengalir ke Danau Eğirdir di sebelah timur, pegunungan Sultan di sebelah timur laut, Gunung Karakuş di sebelah utara, Kızıldağ ("Gunung Merah") di sebelah tenggara dan Gunung Kirişli beserta pantai utara Danau Eğirdir di sebelah barat daya.

Meskipun di peta kelihatan dekat dengan Laut Tengah, iklim hangat di selatan tidak dapat mencapai tingginya Pegunungan Taurus. Karena iklim yang sejuk, industri kayu digantikan oleh industri perkebunan yang tumbuh di daerah tersebut dengan suplai air dari Pegunungan Sultan, yang curah hujan tahunannya mencapai rata-rata sekitar 1000 mm di daerah puncak dan 500 mm di daerah lereng. Aliran tersebut mengairi seluruh dataran tinggi di daerah tersebut, termasuk Antiokhia. Kota-kota lain di Pisidia, seperti Neapolis di Pisidia, Tyriacum, Laodicea Combusta dan Philomelium, yang dibangun di lereng Pegunungan Taurus, juga ikut merasakan kesuburan yang sama.

Selama pemerintahan kaisar Romawi, Augustus, delapan koloni didirikan di Pisidia, tetapi hanya kota Antiokhia yang diberi kehormatan dengan gelar "Kaisarea" serta mendapat hak Ius Italicum (mungkin karena posisi strategisnya). Antiokhia menjadi koloni Romawi yang penting dengan kenaikannya menjadi posisi ibu kota dengan nama "Colonia Caesarea."

Proses Hellenisasi berubah menjadi Latinisasi selama periode Romawi dan Antiokhia menjadi salah satu daerah yang ikut terlatinisasi. Antiokhia lalu dibagi atas tujuh kwartir yang disebut "vicus" (bentuk jamak: "vici") di atas tujuh bukit seperti di Roma. Bahasa resmi Antiokhia adalah bahasa Latin sampai akhir abad ke-3. Kesuburan tanah dan suasana damai pada masa Augustus (Pax Romana "Masa Damai Romawi") memudahkan para veteran yang juga menjadi kolonis Antiokhia untuk menjalin hubungan baik dan berintegrasi dengan penduduk setempat.

Salah satu dari tiga salinan yang masih terlestarikan dari Res Gestae Divi Augusti, inskripsi terkenal yang mencatat dokumen agung dari Kaisar Agustus, ditemukan di depan Augusteum di Antiokhia. Res Gestae Divi Augusti aslinya dipahat pada sebuah lempengan perunggu dan dipertontonkan di depan Mausoleum Augustus di Roma, namun sayangnya lempengan tersebut sudah hilang. Salinan yang terdapat di Antiokhia dibuat dari batu dan ditulis dalam bahasa Latin. Hal ini menunjukkan pentingnya Antiokhia sebagai markas militer dan budaya Romawi di Anatolia. Salinan dalam bahasa Yunani dan Latin sekarang berada di Ankara (Angora), sementara salinan yang hanya dalam bahasa Yunani sekarang berada di Uluborlu (Apollonia).

Masa awal Kekristenan

[sunting | sunting sumber]

Antiokhia menjadi ibu kota banyak budaya berbeda karena aktivitas ekonomi, militer dan agamawi yang terjadi di sana. Hal ini menjadi motivasi rasul Paulus untuk menyampaikan khotbah pertamanya kepada orang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 13:13–52) di sini dan untuk mengunjungi kota ini dalam setiap perjalanan misinya. Antiokhia lalu menjadi salah satu pusat kekristenan di Anatolia.

Pembebasan ibadah Kristen oleh kaisar Konstantinus I pada tahun 311 dan penciptaan undang-undang yang mendukung Kekristenan menyebabkan banyak orang menganut Kristen. Antiokhia terus memainkan peranan penting sebagai kota metropolitan dan tempat terjadinya konsili-konsili gereja. Antiokhia menjadi ibu kota Provinsi Pisidia yang didirikan pada abad ke-4 dan menjadi tempat bernaung pemimpin negara bagian tersebut beserta keuskupan agungnya.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

38°18′22″N 31°11′21″E / 38.30611°N 31.18917°E / 38.30611; 31.18917