Gedung Robot
Gedung Robot | |
---|---|
Informasi umum | |
Status | Selesai dibangun |
Jenis | Perkantoran |
Lokasi | Jalan Sathorn Selatan 191 Bangkok, Thailand 10120 |
Koordinat | 13°43′14″N 100°31′38″E / 13.720448°N 100.527311°E |
Rampung | 1986[1][2] |
Biaya | AS$10 juta [1][2] |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 20[1] |
Luas lantai | 23,506 m2 (253,02 sq ft)[1] |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Sumet Jumsai[1] |
Gedung Robot (bahasa Thai: ตึกหุ่นยนต์) terletak di kawasan bisnis Sathorn, Bangkok, Thailand, yang menjadi kantor pusat United Overseas Bank di Bangkok. Gedung Robot dirancang untuk Bank Asia oleh Sumet Jumsai yang mencerminkan komputerisasi perbankan; arsitekturnya merupakan reaksi terhadap arsitektur pascamodern dan neoklasik teknologi tinggi. Fitur bangunan, seperti dinding yang semakin mengecil ke atas, antena, dan mata, berkontribusi pada penampilan robot dan fungsinya yang praktis. Selesai pada tahun 1986, Gedung Robot merupakan salah satu contoh terakhir arsitektur modern di Bangkok.
Rancangan
Arsitek Thailand, Sumet Jumsai, merancang Gedung Robot untuk Bank Asia, yang kemudian diakuisisi oleh United Overseas Bank pada tahun 2005.[1][3] Ia telah diminta oleh direktur Bank Asia untuk merancang sebuah bangunan yang mencerminkan modernisasi dan komputerisasi perbankan[1][4] dan ia menemukan inspirasi dari robot mainan anaknya.[5]
Sumet dengan sengaja merancang gedung tersebut untuk menentang gaya era pascamodern, terutama revivalisme klasik dan arsitektur teknologi tinggi seperti yang terdapat pada Center Pompidou.[6] Sementara Sumet memuji dimulainya pascamodernisme sebagai protes terhadap rancangan modern puritan dan cemplang, ia menyebutnya "sebuah gerakan protes yang berusaha untuk menggantikan tanpa menawarkan penggantinya".[7] Sumet menolak kebangkitan revivalisme klasik pada pertengahan 1980-an sebagai "keterpurukan intelektual" dan mengkritiknya sebagai "katalog motif arsitektur tanpa makna" yang menandai revivalisme klasik di Bangkok.[7] Ia lebih lanjut menolak arsitektur teknologi tinggi, "yang menenggelamkan diri ke dalam mesin sementara pada saat yang sama diam-diam...mencintai...artefak buatan tangan dan tenaga kerja manual yang tulus", sebagai sebuah gerakan tanpa masa depan.[8]
Sumet menulis bahwa gedungnya "tidak perlu menjadi robot" dan "sejumlah metamorfosis lainnya" sudah cukup, asalkan gedung ini bisa "membebaskan semangat dari kebuntuan intelektual saat ini dan mendorongnya maju ke abad berikutnya".[7] Ia menulis bahwa rancangannya mungkin dianggap sebagai arsitektur pasca-teknologi tinggi: daripada memamerkan bagaimana bagian dalam gedungnya bekerja, ia memilih untuk menghiasi produk jadi dengan abstraksi komponen mekanis.[9] Gedung ini, menurutnya, menentang pandangan abad ke-20 mengenai mesin sebagai "entitas terpisah" yang sering kali "diangkat ke atas alas untuk dipuja" dan, dengan menjadi "bagian dari kehidupan sehari-hari, seorang teman, diri kita sendiri", menjadikan jelas jalan Amalgam mesin dan manusia abad ke-21.[8]
Gedung ini selesai dibangun pada tahun 1987 dengan biaya 10 juta dolar Amerika Serikat.[1][2] Menjelang pertengahan 1980-an, modernisme arsitektur telah pudar di Bangkok; bangunan ini merupakan salah satu contoh terakhir dari gaya ini.[10]
Ciri-ciri
Gedung ini memiliki tinggi 20 lantai dan memiliki luas lantai 23.506 m2 (253.016 kaki2).[1][3] Luas lantai menurun secara progresif pada lantai 4, 8, 12, 16, dan 18; bentuk ini berkontribusi pada penampilan robot dan merupakan solusi efisien untuk mengatasi regulasi munduran yang membutuhkan kemiringan 18 derajat dari setiap sisi batas properti.[11] Lantai dasar gedung merupakan aula perbankan setinggi dua kali tinggi lantai lainnya.[12] Perancangan arsitektur interior aula bekerja sama dengan perusahaan 7 Associates yang berfungsi untuk menambah tampilan robot bangunan; empat patung karya seniman Thailand Thaveechai Nitiprabha berdiri di depan pintu utama.[9] Lantai mezanin yang terletak di setiap sisi aula perbankan memuat kantor dan ruang rapat.[12] Lantai dua gedung ini memuat ruang serbaguna yang luas, kantor, dan ruang pelatihan, serta lantai di atasnya memuat ruang kantor umum.[12] Tempat parkir delapan lantai terletak di belakang gedung utama.[1]
Dekorasi eksterior menyumbang penampilan gedung sebagai robot dan sering kali berfungsi praktis.[13] Dua antena pada atap gedung digunakan untuk komunikasi dan penangkal petir.[12] Pada fasad gedung bagian atas, di depan ruang rapat utama dan ruang makan eksekutif tinggi, terdapat dua bola mata tertutup berdiameter 6 m (19,7 kaki) yang berfungsi sebagai jendela.[9] Bola mata ini terbuat dari kaca reflektif; tutupnya terbuat dari kisi-kisi logam.[9] Mur yang terbuat dari beton bertulang kaca menghiasi sisi gedung; diameter mur terbesar memiliki diameter 3,8 m (12,5 kaki) dan merupakan yang terbesar di dunia pada saat gedung ini dibangun.[9] Dinding timur dan barat gedung (sisi robot) memiliki sedikit bukaan untuk melindungi bagian dalamnya dari sinar matahari dan meningkatkan efisiensi energi, serta sisi utara dan selatan (depan dan belakang robot) merupakan tembok tirai berwarna biru cerah sebagai simbol Bank Asia.[1]
Pengakuan
Gedung Robot dipilih oleh Museum Seni Kontemporer, Los Angeles sebagai satu dari 50 gedung berpengaruh abad ini.[14] Gedung tersebut juga memperoleh penghargaan untuk Sumet dari Museum Arsitektur dan Rancangan Athenaeum Chicago, penghargaan pertama yang diberikan kepada perancang Thailand.[15] Menurut Stephen Sennott dalam Encyclopedia of 20th Century Architecture, gedung tersebut "meningkatkan pengakuan dunia terhadap arsitektur modern Thailand".[16]
Kelebihan dari Gedung Robot
- Dalam penggunaan energy dapat lebih efisien, sebagai contoh pengaturan suhu yang smart, manajemen konsumsi energy secara holistic , penerangan otomatis berdasarkan kehadiran orang.
- Dapat lebih mengoptimalkan keamanan gedung, tentu patrol atau pengawasan berjalan secara otomatis, memberikan alarm secara real time, untuk mendeteksi potensi ancaman secara lebih dini.
- Pemantauan dan maintenance infrastruktur gedung dapat beroperasi lebih efisien. Robot lebih canggih dalam mengidentifikasi system listrik, kerusakan pada bangunan ataupun masalah teknis lainnya.
- Terlengkapi dengan interface yang interaktif, dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Sehingga lebih cepat dalam memberikan informasi kepada penghuni gedung, memberikan rekomendasi layanan makanan terdekat.
- Lebih cepat beradaptasi dengan situasi atau kebutuhan terkini. Ruang interior berubah secara fleksibel berdasarkan penggunaan yang berbeda-beda, tanpa perlu transformasi fisik dan territorial yang besar.
- Hemat waktu dan tenaga, dapat melaksanakan tugas perawatan dan pembersihan gedung secara berkala. Tentu dapat mengoptimalkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
- Dengan elemen robotika, Gedung dapat menghasilkan Citra masa depan yang lebih inovatif dan mencolok, sesuai dengan teknologi bangunan dan desain arsitektur.
Lihat pula
- Arsitektur Thailand
- Arsitektur modern
- UOB Plaza di Singapura, yang menjadi kantor pusat global UOB
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c d e f g h i j k Sumet, hlm. 74.
- ^ a b c Kusno, hlm. 197.
- ^ a b Williams, Nick B. "Third World Review: High rise battle of Bangkok - The 20-storey robot that is the focus of architectural acrimony." The Guardian (22 Mei 1987).
- ^ "Buildings that put a sparkle in Thai skyline." The Straits Times (4 April 1997).
- ^ Algie, Jim. "Building A Name in Paris: The French capital plays host to an exhibition by Thailand's Renaissance Man." Diarsipkan 2001-04-18 di Wayback Machine. Asia Week (17 Desember 1999).
- ^ Sumet, hlm. 79–80.
- ^ a b c Sumet, hlm. 79
- ^ a b Sumet, hlm. 80.
- ^ a b c d e Sumet, hlm. 77.
- ^ Williams & Cummings, hlm. 28.
- ^ Sumet, hlm. 74, 76.
- ^ a b c d Sumet, hlm. 76.
- ^ Sumet, hlm. 74, 76–77.
- ^ "Sumet Jumsai." Diarsipkan 2008-06-01 di Wayback Machine. Perpustakaan digital ArchNet pada archnet.com. Diakses pada 13 November 2007.
- ^ "Corporate Focus: Propaganda coup in decor market; Inventions: Original designs intended to make people ask 'What is this?'" Bangkok Post (6 Agustus 2001).
- ^ Sennott, hlm. 106.
Daftar pustaka
- Kusno, Abidin. Behind the Postcolonial: Architecture, Urban Space and Political Cultures in Indonesia. Routledge (2000). ISBN 0-415-23615-0.
- Sennott, Stephen (editor). Encyclopedia of 20th Century Architecture. Taylor & Francis (2004). ISBN 978-1-57958-433-7.
- Sumet Jumsai. "Building Study: Bank of Asia, Bangkok." Diarsipkan 2011-05-25 di Wayback Machine. Mimar: Architecture in Development 23 (1987): 74–81. Singapore: Concept Media Ltd.
- Williams, China and Joe Cummings. Bangkok. Lonely Planet (2004). ISBN 1-74059-460-6.
Pranala luar
- Model bangunan 3D Diarsipkan 2012-10-13 di Wayback Machine. di Google 3D Warehouse