Vinnell Corporation
Vinnell Corporation didirikan oleh almarhum A.S. Vinnell pada tahun 1931 untuk memblok jalan di Los Angeles. Sejak itu perusahaan itu telah menangani sejumlah proyek lokal dan proyek pemerintah yang besar. Perusahaan ini merupakan kontraktor utama bagi operasi militer Amerika Serikat di Okinawa, menangani pesawat Air France di Guam pada awal tahun 1950-an, dan mengirim personel dan peralatan ke medan pertempuran pada masa Perang Korea
Bisa dikatakan kontrak militer yang paling penting bagi Vinnell adalah proyek yang didapatnya pada tahun 1975. Saat itu Pentagon membantu perusahaan ini untuk memenangkan tender. Vinnell dikontrak untuk melatih Garda Nasional Arab Saudi (Saudi Arabian National Guard), sebuah unit militer yang berasal dari kalangan pejuang Bedouin. Pejuang ini membantu klan Bani Saud mengontrol Arab Saudi di awal abad ke-20.
Upaya rekrutmen pertama Vinnell dibantu oleh seorang mantan kolonel Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) bermata satu yang bernama James P Holland. Proses rekrutmen berlangsung di sebuah kantor kecil di pinggiran Alhambra, Los Angeles.
Upaya perekrutan itu ditujukan untuk menyatukan veteran Angkatan Darat yang pernah bertugas di Vietnam dengan misi melatih tentara Arab Saudi untuk mempertahankan ladang minyak. Kontradiksinya Henry Kissinger baru saja mengingatkan bahwa suatu hari AS akan menginvasi ladang tersebut. Terbukti sekarang bagaimana AS "menguasai" ladang minyak tersebut.
Vinnell menganggap kegiatan latihan dan dukungan dan dukungan yang dilakukan mengalami perkembangan selama tahun 70-an dan 80-an. Di antara keberhasilan perusahaan dalam bidang ini adalah Interim Training Center di Jubail, Arab Saudi, dan pelatihan dalam bidang teknik penerbangan bagi Angkatan Udara Malaysia (Royal Malaysian Air Force).
Tahun 1980 merupakan awal bagi keterlibatan Vinnell dengan Angkatan Udara Arab Saudi (Royal Saudi Air Force). Vinnell menyediakan mulai dari sistem analisis sampai logistik dan aeronautical engineering (depo teknik penerbangan).
Ketika angkatan darat Arab Saudi (Royal Saudi Land Forces) memutuskan untuk mengoperasikan kendaraan tempur jenis Bradley, Vinnel dianggap sebagai kontraktor dukungan logistik berkualifikasi tinggi dan pantas menjalankan program tersebut.
Kini berbasis di Fairfax, Virginia, perusahaan ini dikontrol melalui jaringan erat kepemilikan rekanan, termasuk di antaranya James A. Baker dan Frank Carlucci, mantan US secretaries of state and defense dibawah kepemimpinan George H. W. Bush.
Menurut Freedom of information Act yang diminta oleh US News and World Report, sejak 1994 Vinnell telah menerima bayaran sebesar 800 juta dolar AS untuk pelatihan dan konstruksi saja. Sebagai imbalan, Vinnell telah membangun, menjalankan dan melengkapi personel serta menulis doktrin untuk lima akademi militer, 7 shooting ranges, dan sistem pemeliharaan kesehatan begitu juga dengan training dan memperlengkapi empat mechanized brigade (brigade mekanik) dan lima brigade infantri (infantry brigade).
Selama operasinya, Vinnell telah berhasil merampungkan sejumlah proyek di 5 benua dan lebih dari 50 negara. Yang memberi order tidak hanya dari kalangan pemerintah melainkan juga kalangan bisnis komersial.
Di situs Vinnel dicantumkan bahwa Vinnell mengoperasikan pangkalan-pangkalan militer di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk menjamin pengoperasian dan pemeliharann berkualitas tinggi.
Tidak hanya itu, Vinnell juga memberikan jenis dukungan logistik selama perang kepada AS dan pelanggan asingnya. Bisa dibilang Vinnell terlibat dalam operasi Dessert Sotrm dalam Perang Teluk I dan Invasi Amerika Serikat ke Irak 2003 (Iraqi Freedom). Wilaya operasinya bahkan hingga Kosovo dan Afganistan. Proyek yang ditawarkan Vinnell juga termasuk proyek pemulihan paska perang.
Sebagai perusahaan yang diidentikkan sebagai tentara bayaran, tentu saja Vinnell mengundang kontradiksi. Bagi sebagian pihak, kiprah Vinnell merupakan komitmen Amerika Serikat dalam menjaga dunia. Jelas, kiprah Vinnel termasuk dalam agenda George W. Bush, Proyek bagi abad Amerika Baru. Namun bagi sebagian lain, Vinnell dianggap memalikan Amerika Serikat. Terutama dalam hal mengambil keuntungan dari perang dan kekerasan
Kesan negatif ini tentu saja mendapat tanggapan. "Kami bukan tentara bayaran karena kami tidak menarik pelatuk senjata" kilah seorang mantan perwira angkatan darat AS. "Kami melatih orang untuk menarik pelatuk senjata". Pernyataan ini disambut dengan rekannya dengan mengatakan: "Mungkin ini membuat kami adalah tentara bayaran eksekutif".